AL QURAN

Kamis, 07 Juli 2011

Bisnis Belum Punya Modal

Post By Armadodi : Kamis, 07 Juli 2011 jam 10.52
Olivia Antoni,
Memulai Bisnis Showroom Mobil Tanpa Unit Mobil

Benarkah semua karyawan bisa berpeluang menjadi pengusaha? Bagaimana kalau tidak punya modal? Olivia membuktikan bahwa semua karyawan berpeluang menjadi usahawan. Simak kiatnya! ...

Tak ada modal setumpuk, meskipun gajinya sangat besar pada saat itu. Inginnya memiliki showroom mobil, namun yang ada hanyalah vespa yang ia deskripsikan sendiri: sudah dalam kondisi butut. Tapi pupuskah cita-cita Olivia Antoni memiliki bisnis showroom mobil?
Sebagai seorang sales counter Tunas Daihatsu Cilegon, berpenghasilan Rp20 juta per bulan pada tahun 2008, tentulah nyaman. Namun Olivia tetap berkeinginan besar untuk bisa mendirikan bisnisnya sendiri. Mulai dari tahun 2005, Olivia bermimpi bisa mendapatkan suatu kondisi “financial freedom” ketika usianya menginjak 35 tahun. “Semakin lama, tenaga saya akan semakin susut. Dan perusahaan tentu saja akan melakukan regenerasi terhadap karyawannya. Kombinasi dari mimpi dan prediksi itulah yang menguatkan saya untuk merintis usaha sendiri di saat saya masih menjadi karyawan,” ucap Olivia, founder Aldo Mobilindo.
Bermodal tekad dan ide, Oliv—demikian akrab disapa-- mendirikan Aldo Mobilindo. Karena tidak memiliki unit mobil, maka akal kreatif Oliv bekerja. Ia meminjam satu unit mobil temannya untuk dipajang di showroom-nya. “Begitu ada konsumen yang datang dan menanyakan mobil, saya mencarinya ke pedagang rumahan. Tak lama setelah itu, banyak pedagang rumahan yang titip ke showroom saya. Dan sejak saat itu bisnis saya terus menggelinding,” ungkap Oliv tentang trik awalnya mendirikan showroom.
Trik ini juga yang membesarkan salah satu outletnya di Pangkal Pinang. “Mitra saya tidak memiliki unit untuk dijual, tetapi dia memiliki kendaraan pribadi. Kendaraan pribadinyalah yang dipajang. Begitu konsumen datang dan tertarik membeli mobil, dia mencarikannya ke pedagang rumahan. Kini mitra saya sudah menghasilkan omset Rp500 juta,” tutur Oliv.
Berdasarkan pengalaman pribadi maupun pengalaman mitranya, Oliv menjamin siapa pun, dan apa pun posisinya sebagai karyawan, setiap orang memiliki peluang untuk menjadi seorang pengusaha. “Menjadi pengusaha itu modal utamanya adalah sikap dan mental, bukan uang semata-mata,” imbuh Oliv.
Oleh karena itu, Oliv menyarankan agar sedari dini karyawan menum-buhkan mimpi sekaligus mulai merintis usaha sewaktu masih menjadi karyawan. “Aldo Mobilindo berawal dari mimpi saya meraih financial freedom pada saat usia saya 35 tahun,” ujarnya tentang kekuatan mimpi.
Oliv mengakui sekaligus mene-gaskan bahwa menjadi pengusaha bukan persoalan gampang. Itu sebabnya harus dipersiapkan dan dilatih dari awal. “Sekalipun saya seorang mentor di Entrepreneur University tetapi saya tidak menya-rankan agar seorang karyawan cepat-cepat resign dari perusahaan tempat ia bekerja. Kalau dia sudah merintis usaha minimal lima tahun, atau bisnisnya telah memberikan hasil lima kali lipat dari gajinya, baru saya sarankan keluar dari pekerjaannya,” tegas Oliv.
Itu pula yang dilakukan Oliv. Meski Aldo Mobilindo sudah menggelinding sejak 2005 namun ia baru memutuskan resign pada tahun 2008, ketika bisnisnya telah memberikan penghasilan lima kali lipat dari gajinya.
Selain itu, lanjutnya, ketika seorang karyawan memutuskan untuk fokus mengembangkan bisnisnya, maka orang yang bersangkutan harus segera mengurus payung hukum dari bisnisnya. Selama ini ada anggapan bahwa bisnis yang baru dirintis cukup hanya dengan menggunakan Surat Keterangan Usaha (SKU). Dengan SKU, bisnis sulit memperoleh permodalan maupun kontrak kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar, misalnya dengan perbankan atau leasing. “Bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan rejeki besar, kalau membikin wadahnya saja sudah tidak mau?”
Kini pengalamannya membesarkan Aldo Mobilindo ia bagikan dalam berbagai event training. Selain itu, ia pun membagikan peluang kepada orang yang tertarik bisnis showroom mobil.
Dalam beberapa bulan terakhir pertumbuhan Aldo Mobilindo sangat signifikan. Menurutnya, pertumbuhan ini ditopang keunikan Aldo Mobilindo, jika dibandingkan dengan showroom mobil lain. “Kami bisa membeli semua jenis mobil dan plat nomor kendaraan mana pun. Itu kelebihan kami ,” sebutnya.
Misalnya, plat nomor kendaraan Jakarta di Sulawesi harganya tentu murah. Outlet di Sulawesi bisa membeli dengan harga murah kemudian dioper dan dijual di Jakarta. Kelebihan harga itu bisa dijadikan hasil tambahan bagi outlet mitranya di Sulawesi. “Itulah kelebihan kami. Outlet kami di mana pun, misalnya di Pangkal Pinang, Cirebon, Madiun dan Makasar akan selalu bersinergi,” tuturnya.
Kelebihan lainnya adalah outlet Aldo Mobilindo di daerah bisa membeli mobil di pusat, dengan sebuah garansi. Jika mobil tersebut tidak laku dalam waktu sebulan, maka mobil tersebut bisa dikembalikan ke pusat dan akan diganti dengan jenis mobil lain berharga sama.
Oliv menargetkan pada tahun 2011 ini bisa memiliki outlet total 40. Ada delapan outlet yang sudah teken MoU namun belum melakukan grand opening. Ia mengakui tak semua gerainya sehat. “Seperti tanaman ada yang subur sekali, ada yang subur, tetapi ada yang kurang subur. Yang kurang subur kita rawat agar subur. Yang penting sikap dan mental kita benar, saya yakin bisnis ini akan berkembang.”


Boks:
Oliv membangun showroom mobil tanpa memiliki unit mobil sendiri. Namun dengan berbagai trik ia bisa membangun jaringan showroom mobil yang pada tahun 2011 ini ditargetkan mencapai 40 outlet. Saran Oliv terhadap karyawan yang ingin pindah kuadran adalah:
• Mempunyai mimpi serta tenggat waktu untuk mewujudkannya. Misalnya, umur 35 tahun saya sudah dalam kondisi merdeka secara keuangan
• Mulai merintis usaha sewaktu menjadi karyawan
• Resign setelah usahanya berkembang dengan usia bisnis sedikitnya lima tahun atau telah menghasilkan pendapatan lima kali lipat dari gaji (tergantung mana yang tercapai lebih dahulu)
• Membentuk perusahaan berbadan hukum agar mudah berhubungan dengan perbankan atau mitra-mitra perusahaan lainnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar